HIDROLOGI : UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN
PENDAHULUAN
Materi Tugas Besar Hidrologi ini dibuat oleh beberapa kelompok mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas tersebut. Materi ini membahas tentang langkah-langkah penyelesaian soal yang bertujuan untuk memudahkan para pelajar ataupun pembaca dalam memahami tugas besar tersebut.
Materi ini membahas penyelesaian soal secara bertahap, yang dimana pada akhirnya tugas ini akan mengarah kepada Debit andalan dan ketersediaan air. Untuk mencapai hal tersebut, terlebih dahulu kita perlu menyelesaikan beberapa langkah seperti perhitungan data curah hujan hilang (Jika ada), Uji konsistensi data, Curah Hujan rencana, Uji probabilitas, debit banjir, evapotransporasi, hingga debit andalan dan ketersediaan air. Perhitungan di atas akan saling berkaitan satu sama lain.
Oleh karena itu, kami akan melanjutkan pembahasan kami setelah perhitungan curah hujan hilang, maka kita akan melanjutkan ke langkah selanjutnya :
LANGKAH KE-2
“Uji Konsistensi Data Curah Hujan”
NOTE :
BAGI TEMAN-TEMAN YANG BELUM DAN INGIN MELIHAT LANGKAH
PERTAMA : PERHITUNGAN CURAH HUJAN HILANG, MAKA SILAHKAN KLIK LINK DI
BAWAH INI :
https://gencivil17.blogspot.com/2020/02/hidrologi-perhitungandata-curah-hujan.html
2. Uji Konsistensi Data Curah Hujan
Tahap selanjutnya adalah uji
konsistensi data curah hujan. Pada dasarnya, uji konsistensi data curah hujan dilakukan
agar data curah hujan maksimum tahunan yang kita miliki (dari data curah hujan)
dari ketiga stasiun dapat terkoreksi setelah melakukan perhitungan curah hujan
hilang. Sehingga data curah hujan maksimum tahunan dari ketiga stasiun tersebut
memiliki hubungan yang kuat.
Adapun Uji konsistensi ini
dilakukan dengan metode Kurva Massa Ganda (Double Mass Curve) dimana metode berupa pendekatan analisis data yang dilakukan untuk menguji konsisten atau tidaknya data curah hujan.
Selain itu dilakukan juga koreksi data hujan dengan cara analisa regresi dan korelasi sehingga memperoleh koefisien determinasi (R2) yang mendekati angka 1. Koefisien
determinasi merupakan koefisien yang menyatakan hubungan antara variabel x dan
y. sehinga hubungan tersebut akan kuat jika angka yang dihasilkan dapat
mendekati angka 1.
Uji konsistensi data akan
terus dilakukan sampai koef. determinasi mendekati angka tersebut.
Untuk Menguji konsistensi data curah hujan, terlebih
dahulu memasukkan
CURAH
HUJAN MAKSIMUM TAHUNAN
dengan memilih nilai terbesar dari data curah hujan pada masing-masing stasiun
yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Selanjutnya membandingkan data hujan tahunan kumulatif
pada masing-masing stasiun terhadap stasiun pembandingnya.
1) Uji Konsistensi data Stasiun Lasusua
(Stasiun A)
a)
Tabel
data pengujian stasiun Lasusua (Stasiun A)
Selanjutnya dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara curah
hujan kumulatif stasiun A (Sumbu x)
terhadap curah hujan kumulatif referensi/stasiun
B dan C (sumbu y) seperti di bawah ini :
b)
Grafik
Uji konsistensi data Stasiun Lasusua (Stasiun A)
· Secara Visual jika dilihat dari Grafik diatas,
diketahui bahwa kurva data curah hujan masih belum konsisten. Hal ini ditandai dengan masih adanya garis patahan yang
terjadi pada tahun 2012-2014.
· Sedangkan
secara matematis dapat dibuktikan dengan analisa
regresi dan korelasi berikut
:
Analisa regresi
Nilai regresi data
tersebut adalah y = 0.915x – 28.842
Analisa Korelasi
Berdasarkan
Analisa korelasi di atas, diperoleh koef. Determinasi (R2) = 0.973.
Dimana nilai tersebut sudah menyatakan hubungan yang cukup kuat antara variabel
x dan y. Akan tetapi boleh dilakukan koreksi dengan maksud untuk lebih
memperkuat hubungan antar variabel tersebut sehingga data yang dihasilkan akan
lebih baik. Maka kita perlu melakukan koreksi di bagian garis yang mengalami
patahan (Lihat Grafik Di atas).
Sehingga dilakukan perhitungan faktor koreksi seperti di bawah ini :
Perhitungan
Faktor koreksi
Jadi Faktor koreksi = 1.572 : 0.629 = 2.498
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap stasiun A dari tahun 2012-2014 dengan menkalikan data tersebut dengan faktor koreksi :
NOTE : FAKTOR KOREKSI HANYA DIKALIKAN DENGAN CURAH
HUJAN MAKS. PADA TAHUN YANG BELUM KONSISTEN (JIKA DILIHAT DI GRAFIK MAKA
TERLIHAT GARIS PATAHAN). DALAM HAL INI GARIS PATAHAN HANYA TERJADI PADA TAHUN
2012-2014. LIHAT TABEL DI BAWAH :
Jika dilihat pada grafik tersebut, Koef. Determinasi dari persamaan regresi dan korelasi linear diatas diperoleh R2 = 0.9998. Dimana angka tersebut sedikit lebih baik jika dibandingkan sebelum dilakukan faktor koreksi (R2 = 0. 973). Sehingga data curah hujan yang akan dipakai di perhitungan langkah selanjutnya menggunakan data yang telah dikoreksi di atas.
CARA
YANG SAMA AKAN DI PAKAI UNTUK UJI KONSISTENSI STASIUN B DAN C, SEPERTI DI BAWAH
INI :
2)
Uji Konsistensi data Stasiun Moramo
(Stasiun B)
a)
Tabel
data pengujian stasiun Moramo (Stasiun B)
b) Grafik Uji konsistensi data Stasiun Moramo
(Stasiun B)Perhitungan Faktor koreksi
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap
stasiun B dari tahun 2012-2014
dengan mengkalikan data tersebut dengan
faktor koreksi :
3)
Uji Konsistensi data Stasiun Balandete
(Stasiun C)
a)
Tabel
data pengujian stasiun Balandete (Stasiun C)
b)
Grafik
Uji konsistensi data Stasiun Balandete (Stasiun C)
Perhitungan Faktor koreksi
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap
stasiun C dari tahun 2012-2015
dengan menkalikan data tersebut dengan
faktor koreksi :
YAPP ITULAH TADI PENYELESAIAN SOAL UNTUK LANGKAH KE-2
UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN.
UNTUK
MELIHAT ANALISA DATA TERBARU SETELAH DILAKUKAN UJI KONSISTENSI DATA, BISA
DILIHAT DALAM DOKUMEN BERIKUT :
PASSWORD : Gencivil17_UKD
Sumber :
Hidrologi Terapan (2010), Bambang Triatmodjo
Tugas Besar Hidrologi Mahasiswa Tahun 2019
SALAM GENNERS
assalamualaikum.
ReplyDeleteuntuk author, saya ingin bertanya apakah ada referensi untuk uji konsistensi perhitungan curah hujannya?
seperti buku dll.
terimakasih
lalu bagimana cara melakukan koreksi apaila dalam satu garis terjadi 2 patahan?
DeleteWa'alaikumussalaam
Delete1. Untuk referensinya bisa diperolah dari buku Hidrologi karya Soewarno atau Hidrologi Terapan karya Bambang Triatmodjo. Sebagai tambahan, karena dalam artikel ini membahas tentang uji konsistensi yang berhubungan dengan ilmu statistik, maka kami juga menyarankan untuk mengambil sumber dari buku Statistika Deskriptif Karya Nata Wirawan...
2. Caranya sama seperti di atas, ketika dalam 1 garis terjadi 2 patahan, maka dilakukan koreksi terlebih dahulu pada patahan pertama, setelah itu dilanjutkan koreksi pada patahan kedua
Terima kasih semoga membantu 😊
Untuk Author, bagaimana dengan uji konsistensi dengan menggunakan satu stasiun saja, apakah bisa ?
ReplyDeleteApakah ada metode lain untuk uji konsistensi yang hanya menggunakan satu stasiun saja ?
Hi Sobat Genners..
DeletePerlu diketahui bahwa uji konsistensi yang kami gunakan adalah metode Kurva Massa Ganda (Double Mass Curve) dimana metode ini dapat digunakan jika memiliki data hujan dari 3 stasiun atau lebih.
Dan apabila data curah hujan yang dimiliki hanya satu stasiun saja, maka uji konsistensi masih bisa dilakukan tetapi dengan metode yang berbeda dari yang di atas. Yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
Terima kasih semoga membantu 😊
Terimakasih author!! sangat bermanfaat
ReplyDeleteBang kalau bisa jelasin juga dong hitung curah hujan rencana dgn metode distribusi normal
ReplyDeleteterima kasih bang
ReplyDelete