HIDROLOGI : UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN - gencivil17

Latest

Blog gencivil17 membahas semua yang berkaitan dengan teknik sipil secara keseluruhan

Advertising

Tuesday, March 17, 2020

HIDROLOGI : UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN


HIDROLOGI : UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN

PENDAHULUAN
Materi Tugas Besar Hidrologi ini dibuat oleh beberapa kelompok mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas tersebut. Materi ini membahas tentang langkah-langkah penyelesaian soal yang bertujuan untuk memudahkan para pelajar ataupun pembaca dalam memahami tugas besar tersebut.

Materi ini membahas penyelesaian soal secara bertahap, yang dimana pada akhirnya tugas ini akan mengarah kepada Debit andalan dan ketersediaan air. Untuk mencapai hal tersebut, terlebih dahulu kita perlu menyelesaikan beberapa langkah seperti perhitungan data curah hujan hilang (Jika ada), Uji konsistensi data, Curah Hujan rencana, Uji probabilitas, debit banjir, evapotransporasi, hingga debit andalan dan ketersediaan air. Perhitungan di atas akan saling berkaitan satu sama lain.

Oleh karena itu, kami akan melanjutkan pembahasan kami setelah perhitungan curah hujan hilang, maka kita akan melanjutkan ke langkah selanjutnya :

LANGKAH KE-2
“Uji Konsistensi Data Curah Hujan”
NOTE :
BAGI TEMAN-TEMAN YANG BELUM DAN INGIN MELIHAT LANGKAH PERTAMA : PERHITUNGAN CURAH HUJAN HILANG, MAKA SILAHKAN KLIK LINK DI BAWAH INI :

https://gencivil17.blogspot.com/2020/02/hidrologi-perhitungandata-curah-hujan.html


2.  Uji Konsistensi Data Curah Hujan

Tahap selanjutnya adalah uji konsistensi data curah hujan. Pada dasarnya, uji konsistensi data curah hujan dilakukan agar data curah hujan maksimum tahunan yang kita miliki (dari data curah hujan) dari ketiga stasiun dapat terkoreksi setelah melakukan perhitungan curah hujan hilang. Sehingga data curah hujan maksimum tahunan dari ketiga stasiun tersebut memiliki hubungan yang kuat.

Adapun Uji konsistensi ini dilakukan dengan metode Kurva Massa Ganda (Double Mass Curve) dimana metode berupa pendekatan analisis data yang dilakukan untuk menguji konsisten atau tidaknya data curah hujan. 

Selain itu dilakukan juga koreksi data hujan dengan cara analisa regresi dan korelasi sehingga memperoleh koefisien determinasi (R2) yang mendekati angka 1. Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan hubungan antara variabel x dan y. sehinga hubungan tersebut akan kuat jika angka yang dihasilkan dapat mendekati angka 1.
Uji konsistensi data akan terus dilakukan sampai koef. determinasi mendekati angka tersebut. 

Untuk Menguji konsistensi data curah hujan, terlebih dahulu memasukkan CURAH HUJAN MAKSIMUM TAHUNAN dengan memilih nilai terbesar dari data curah hujan pada masing-masing stasiun yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Selanjutnya membandingkan data hujan tahunan kumulatif pada masing-masing stasiun terhadap stasiun pembandingnya.

1)      Uji Konsistensi data Stasiun Lasusua (Stasiun A)
a)         Tabel data pengujian stasiun Lasusua (Stasiun A)
Selanjutnya dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara curah hujan kumulatif stasiun A (Sumbu x) terhadap curah hujan kumulatif referensi/stasiun B dan C (sumbu y) seperti di bawah ini :
       b)    Grafik Uji konsistensi data Stasiun Lasusua (Stasiun A)
·   Secara Visual jika dilihat dari Grafik diatas, diketahui bahwa kurva data curah hujan masih belum konsisten. Hal ini ditandai dengan masih adanya garis patahan yang terjadi pada tahun 2012-2014.
·      Sedangkan secara matematis dapat dibuktikan dengan analisa regresi dan korelasi berikut :
        Analisa regresi

 
     Nilai regresi data tersebut adalah y = 0.915x – 28.842
     
     Analisa Korelasi






Berdasarkan Analisa korelasi di atas, diperoleh koef. Determinasi (R2) = 0.973. Dimana nilai tersebut sudah menyatakan hubungan yang cukup kuat antara variabel x dan y. Akan tetapi boleh dilakukan koreksi dengan maksud untuk lebih memperkuat hubungan antar variabel tersebut sehingga data yang dihasilkan akan lebih baik. Maka kita perlu melakukan koreksi di bagian garis yang mengalami patahan (Lihat Grafik Di atas). Sehingga dilakukan perhitungan faktor koreksi seperti di bawah ini :

Perhitungan Faktor koreksi







Jadi Faktor koreksi =  1.572 : 0.629 = 2.498

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap stasiun A dari tahun 2012-2014 dengan  menkalikan data tersebut dengan faktor koreksi :

NOTE : FAKTOR KOREKSI HANYA DIKALIKAN DENGAN CURAH HUJAN MAKS. PADA TAHUN YANG BELUM KONSISTEN (JIKA DILIHAT DI GRAFIK MAKA TERLIHAT GARIS PATAHAN). DALAM HAL INI GARIS PATAHAN HANYA TERJADI PADA TAHUN 2012-2014. LIHAT TABEL DI BAWAH :

Jika dilihat pada grafik tersebut, Koef. Determinasi dari persamaan regresi dan korelasi linear diatas diperoleh R2 = 0.9998. Dimana angka tersebut sedikit lebih baik jika dibandingkan sebelum dilakukan faktor koreksi (R2 = 0. 973). Sehingga data curah hujan yang akan dipakai di perhitungan langkah selanjutnya menggunakan data yang telah dikoreksi di atas.

CARA YANG SAMA AKAN DI PAKAI UNTUK UJI KONSISTENSI STASIUN B DAN C, SEPERTI DI BAWAH INI :

2)        Uji Konsistensi data Stasiun Moramo (Stasiun B)
a)      Tabel data pengujian stasiun Moramo (Stasiun B)
        b) Grafik Uji konsistensi data Stasiun Moramo (Stasiun B)
        Perhitungan Faktor koreksi
















Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap stasiun B dari tahun 2012-2014 dengan  mengkalikan data tersebut dengan faktor koreksi :
3)        Uji Konsistensi data Stasiun Balandete (Stasiun C)
a)    Tabel data pengujian stasiun Balandete (Stasiun C)
b)    Grafik Uji konsistensi data Stasiun Balandete (Stasiun C)
       Perhitungan Faktor koreksi 

















Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap stasiun C dari tahun 2012-2015 dengan  menkalikan data tersebut dengan faktor koreksi :

YAPP ITULAH TADI PENYELESAIAN SOAL UNTUK LANGKAH KE-2 UJI KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN.

UNTUK MELIHAT ANALISA DATA TERBARU SETELAH DILAKUKAN UJI KONSISTENSI DATA, BISA DILIHAT DALAM DOKUMEN BERIKUT :


PASSWORD : Gencivil17_UKD

Sumber :
Hidrologi Terapan (2010), Bambang Triatmodjo
Tugas Besar Hidrologi Mahasiswa Tahun 2019

SALAM GENNERS

8 comments:

  1. assalamualaikum.
    untuk author, saya ingin bertanya apakah ada referensi untuk uji konsistensi perhitungan curah hujannya?
    seperti buku dll.
    terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. lalu bagimana cara melakukan koreksi apaila dalam satu garis terjadi 2 patahan?

      Delete
    2. Wa'alaikumussalaam
      1. Untuk referensinya bisa diperolah dari buku Hidrologi karya Soewarno atau Hidrologi Terapan karya Bambang Triatmodjo. Sebagai tambahan, karena dalam artikel ini membahas tentang uji konsistensi yang berhubungan dengan ilmu statistik, maka kami juga menyarankan untuk mengambil sumber dari buku Statistika Deskriptif Karya Nata Wirawan...

      2. Caranya sama seperti di atas, ketika dalam 1 garis terjadi 2 patahan, maka dilakukan koreksi terlebih dahulu pada patahan pertama, setelah itu dilanjutkan koreksi pada patahan kedua

      Terima kasih semoga membantu 😊

      Delete
  2. Untuk Author, bagaimana dengan uji konsistensi dengan menggunakan satu stasiun saja, apakah bisa ?
    Apakah ada metode lain untuk uji konsistensi yang hanya menggunakan satu stasiun saja ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Sobat Genners..
      Perlu diketahui bahwa uji konsistensi yang kami gunakan adalah metode Kurva Massa Ganda (Double Mass Curve) dimana metode ini dapat digunakan jika memiliki data hujan dari 3 stasiun atau lebih.

      Dan apabila data curah hujan yang dimiliki hanya satu stasiun saja, maka uji konsistensi masih bisa dilakukan tetapi dengan metode yang berbeda dari yang di atas. Yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)

      Terima kasih semoga membantu 😊

      Delete
  3. Bang kalau bisa jelasin juga dong hitung curah hujan rencana dgn metode distribusi normal

    ReplyDelete